Islam yang kita yakini adalah sebuah
pedoman kehidupan yang syumul alias komprehensif atau menyeluruh. Segala aspek
kehidupan baik itu politik, tatanegara, hubungan antarnegara, perdagangan,
suami-isteri, orangtua-anak, adab-adab sehari-hari, dan sebagainya. Harta pun
tak luput dari perhatian islam.
Secara garis besar, pandangan islam mengenai harta terfokus pada tiga hal.
Pertama, dzatnya halal dan thoyib. Kedua, cara mendapatkan/menghasilkannya
halal & thoyib. Dan ketiga, cara membelanjakannya halal & thoyib. Bila
tiga halal ini dipenuhi, insyaAllah kita sudah dapat mengamalkan ibadah
financial dengan baik.
Dengan merujuk kepada beberapa ayat al quran dan mendalaminya, kita mendapatkan
bahwa istilah “harta” disebutkan dalam beberapa tempat yang berbeda. Hal
tersebut menyuratkan perhatian Islam terhadap masalah harta. Dapat disimak,
harta dalam perspektif Islam secara ringkas sebagai berikut.
harta sebagai sesuatu yang dicintai
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang
berlebihan. (Qs. Al Fajr: 20)
harta sebagai suatu hiasan
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Qs. Al-Kahfi:46)
harta sebagai sesuatu yang dibanggakan dan kebaikan
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. (Qs. Al-Hadid: 20)
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Qs.
Al-Mukminun:55-56)
harta sebagai suatu cobaan atau ujian
Harta dapat hadir sebagai suatu
cobaan dalam tiga masa. Pertama, Masa kekurangan yang menuntut kesabaran.
Kedua, masa kecukupan yang menuntut ke”qona’ah-an. Dan ketiga, masa kelebihan
yang menuntut syukur.
“dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs.
Al-Anfal: 28)
Selain itu, harta juga menjadi cobaan
ketika mengalami proses dinamika, khususnya dikala kuantitas dan kualitas harta
kita berkurang.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekuarangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (Qs. Al
Baqarah:155)
harta sejatinya milik Allah, dan manusia sebagai pengelola
“Dan berikanlah kepada mereka sebagai harta dari harta Allah
yang telah dikaruniakan kepadamu.” (Qs. An-Nuur:33)
harta harus disikapi secara bijak dan penuh kehati-hatian
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harat (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan
Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (Qs. An-Nisaa’:5)
harta yang halal itu baik, dan jumlahnya tidak terbatas
“Makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya saja kamu
Menyembah.” (Qs. Al-Baqarah: 172)
harta yang haram itu buruk, dan jumlahnya terbatas
harta haram terdiri atas lima bentuk,
yakni:
harta anak yatim
“Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara dhalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala.”(Qs.An-Nisaa’:10)
Harta Riba
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(Qs. Al
Baqarah: 275)
Memakan harta orang lain secara batil
“Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu secara batil.”
(Qs. Al Baqarah: 188)
Makanan yang haram
“dan memasukkan (memakan) yang haram. Sesungguhnya amat buruk
apa yang mereka kerjakan itu.” (Qs. Al-Maidah: 62)
Harta yang membuat lalai dari mengingat Allah
“janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah.” (Qs. Al-Munafiqun:9)
berinfak dapat mengembangkan harta
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-NYa) lagi
Maha Mengetahui. (Qs. Al Baqarah:261)
dalam harta terdapat milik orang lain
“Dan pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Qs. Adz-Dzariyat: 19)
harta itu bukan mata uang di akhirat
“Yaitu di hari harta dan anak
laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih.” (Qs. Asy-Syuara’: 88 – 89)
harta dapat menjadi jalan keselamatan di akhirat
“Maka, kami peringatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka. Yang
mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan
orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah) untuk membersihkannya.”(QS. Al Lail :
14-18)
Allahu ‘alamu bish showab
http://tawbat.com/kedudukan-harta-dalam-islam/
No comments:
Post a Comment